Belahan jiwa atau Soul mate yang lebih sering biasa digunakan oleh para remaja ini adalah istilah yang biasanya sering digambarkan sebagai pasangan yang sesuai.Hubungan yang terjadi di antara pasangan Belahan jiwa atau Soulmate ini sering digambarkan sebagai pasangan yang cocok, romantis, menggembirakan, dan berbagai gambaran yang menjadi terlihat ideal antara pasangan tersebut.
Secara naluriah kita, tentu diri kita sendiri yang bisa mengenal sebagai belahan jiwa kita sendiri. Tetapi apakah pasangan Soulmate atau belahan jiwa bisa akan tetap bertahan sampai kita tua ? bagaimana untuk kita coba bandingkan dengan zaman dulu yang pernikahannya diatur oleh orang tua atau yang sering kita tahu dengan istilah dijodohkan bisa menjadi pasangan sehidup semati. Namun sebaliknya dengan zaman sekarang yang bisa dikatakan sebagai pasangan Soulmate, sebagian hanya dapat bertahan seumur jagung saja.
Ada banyak juga berbagai kemungkinan yang menyebabkan rapuhnya pernikahan pada masa kini. Akan tetapi kemungkinan terbesar tersebut adalah dengan adanya pergeseran nilai dari perkawinan. Pada zaman dulu peran sebagai seorang suami yaitu ayah yang peran utamanya sebagai pencari nafkah dan menetapkan peraturan keluarga, dan peran istri sebagai ibu rumah tangga yang menjaga rumah dan mendidik anak. Semua menjalankan perannya dengan baik dan puas. Dan lagi - lagi pertanyaan kita adalah apakah mereka Soulmate dan saling mencintai? Ternyata mereka sudah merasa bahwa dengan saling berkomitmen adalah sebagai ekspresi cinta dan mereka pun bersyukur untuk semua itu.
Bandingkan dengan kecendrungan yang saat ini terjadi, Suami dan sang Istri tidak hanya harus berperan sebagai Ayah dan Ibu yang harus secara bersama-sama merawat dan mendidik putra-putrinya, dan kerap juga mereka saling mencari nafkah bersama-sama. Sehubungan dengan itu kita pasti mempunyai beberapa kriteria yang penting seperti agama, dan lainnya, yang kita harapkan dari pasangan kita. Dan selain itu juga, kita pun pasti berharap mendapat pasangan yang sesuai dengan selera kita, memenuhi kualitas, saling memahami, dan mencintai kita apa adanya dan juga dengan alasan yang baik.
Gaya Hidup. Dengan kata lain dalam perkawinan kita mencari kebahagiaan hidup, kenyamanan hidup dan kepuasan diri. Dan bukan seperti zaman dulu yang menekankan tujuan utama pernikahan adalah memiliki keturunan dari keluarga masing-masing.
Apakah Anda setuju? silahkan tinggalkan komentarnya untuk menanggapinya.
No comments:
Post a Comment